Senin, 20 Juli 2020

Kerja sama dengan Japan Foundation


    Bersyukur sekali pada tahun ajaran kali ini SMK Putikecwara berkesempatan mengikuti program Nihon-go Pertners yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation. Nihon-go Partners adalah suatu program yang mendukung pendidikan bahasa Jepang di negara-negara ASEAN dengan melaksanakan kegiatan pengenalan bahasa dan budaya Jepang di dalam maupun di luar kelas dengan sukarelawan (orang Jepang asli) yang berperan menjadi mitra percakapan maupun asisten dalam kegiatan belajar-mengajar, sebagai mitra dari pengajar dan siswa pembelajar bahasa Jepang. Jadi, selama mengikuti program ini siswa dapat belajar bahasa dan budaya Jepang secara langsung dari penutur asli alias nihon-jin. Seru banget kaan..😊

    Sebutan atau panggilan untuk sukarelawan dalam program ini adalah NP yang merupakan singkatan dari Nihon-go Partners. Sedangkan untuk guru bahasa Jepang yang mendampingi disebut CP, yakni Counter Part. Untuk NP yang bertempat di SMK Putikecwara kali ini adalah Yuri Ito, seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jepang yang berasal dari daerah Saitama. Sedangkan untuk CP tentu saja adalah Layli sensei. Masa program ini adalah sekitar enam bulan, mulai dari akhir bulan Oktober 2019 sampai dengan pertengahan Maret 2020.

    Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam program NP ini? Tentu saja sangat beragam. Dalam hal pengenalan bahasa dimulai dari pembelajaran hatsuon atau pelafalan karena tentu saja pengucapan suatu kata dan huruf antara orang Indonesia dengan Jepang sangatlah berbeda. Selanjutnya mempelajari huruf (tahu sendiri kan bahwa huruf yang digunakan dalam bahasa Jepang ada empat macam huruf?? Belum lagi bentuknya yang kotak-kotak, bulat-bulat atau garis-garis bikin pusing kepala 😅), kosakata, pola kalimat hingga kaiwa, yakni percakapan.

Selain mempelajari bahasa, mengenal tentang ragam budaya Jepang juga tak kalah menarik. Selama bersama NP, siswa mempelajari beberapa budaya Jepang. Salah satunya adalah origami. Origami berasal dari kata ori/oru yang berarti melipat dan kata kami yang artinya kertas. Jadi origami adalah kesenian melipat kertas (namun terkadang bisa juga menggunakan bahan dasar kain). Origami tidak melulu soal main-main saja, tetapi origami juga bisa menjadi sarana melatih ketelitian, kedisiplinan dan kreativitas siswa lho.. 👍



    Pada kesempatan berbeda, para siswa juga mempelajari tentang pakaian tradisional Jepang yaitu yukata beserta aksesorisnya yang berupa obi (ikat pinggang luar), koshihimu (ikat pinggang kecil bagian dalam) dan geta (sandal kayu).

    Beberapa hal lain yang juga dipelajari saat bersama NP adalah alat musik jepang sanshin (berbentuk seperti gitar namun hanya memiliki tiga dawai), uang koin dan uang kertas Jepang, ryokan (hotel tradisional Jepang) serta makanan khas Jepang yaitu kare raisu atau nasi kare. Sebenarnya di Indonesia kare sudah menjadi menu makanan yang umum, namun kare ala Jepang ini tentu mempunyai cita rasa yang berbeda dengan paduan rempah khas selera masyarakat negeri matahari terbit.

    Pengalaman bersama NP telah memberikan kesan tersendiri di hati para siswa. Tentang bahasa yang berbeda, budaya yang tak sama, semua itu akan menjadi pelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan. Selamat tinggal Yuri Sensei. Terima kasih Japan Foundation. Jaya dan sukses selalu siswa siswi SMK Putikecwara.

2 komentar:

QUIZ ONLINE (Mengenal Kota Wisata Batu)

  Assalamualaikum Gaes Kamu tau kota Batu kan? Kota Batu itu kan kota wisata, otomatis di kota ini banyak sekali objek wisatanya dong, ora...