Seni menulis indah yang lebih dikenal dengan istilah kaligrafi sudah
ada sejak ribuan tahun yang lalu. Kaligrafi pertama kali berkembang di negeri China.
Selain China, negara yang juga terkenal dalam dunia kaligrafi internasional adalah
Arab. Mulanya kaligrafi hanya mengutamakan keindahan tulisan saja, namun lama-kelamaan
mengarah kepada sebuah seni.
Di negara Jepang, seni kaligrafi mulai dikenal pada abad ke 17 bersamaan
dengan penyebaran agama Budha dari India di mana saat itu kitab suci Budha ditulis
dengan kaligrafi China. Seni kaligrafi ini dalam bahasa Jepang disebut shodo.
Pengetahuan akan shodo ini adalah salah satu langkah yang penting di
dalam memahami budaya Jepang. Bukan hanya sebuah latihan menulis yang baik, tetapi
lebih merupakan perwujudan skill dan imajinasi seseorang sebagai tempaan
ketelitian, kerapian, kesesuaian/kedisiplinan serta kreativitas.
Sekilas shodo tampak mudah dibuat, namun orang yang masih pemula akan
langsung mengalami kesulitan saat mencobanya, karena banyaknya hal yang harus diperhatikan,
mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal-tipisnya garis hingga
irama tulisan.
Yang tak kalah penting adakah bahwa karakter yang di tulis di sebuah
karya seni kaligrafi hanya boleh di tulis satu kali coretan. Tidak boleh ada pengulangan,
penambahan atau finishing di suatu karya seni kaligrafi.
Berikut ini adalah potret kegiatan para siswa SMK Putikecwara dalam
berlatih shoudo di tahun 2018. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam
prosesnya, namun banyak pula yang merasa tertantang dan tertarik pada salah
satu budaya khas negeri matahari terbit ini.